Minggu, 16 Januari 2011

PEMODERNISASI NASIONALISME MELALUI GENERASI KREATIF (I)

Kota dan Kabupaten Bekasi ternyata bukan sekedar kota yang penuh dengan timbunan elektronik, mesin dan pabrik semata, tapi lebih dari itu, di sana juga ada hal yang dapat menggugah rasa penasaran, menyegarkan pandangan bahkan idenya dapat dikatakan unik.

Di antara besar-besarnya para pemodal yang mendistribusikan uangnya untuk membangun sebuah pabrik, ada beberapa orang yang mengimplementasikan ide-ide briliannya untuk menghasilkan sebuah barang. Walaupun dimulai dari hobi, iseng atau bahkan kondisinya menututnya menyajikan hal yang lain, sesuatu yang baru, tapi itu tidak meninggalkan maksud, fungsi dan tujuan benda itu di buat.

Di daerah rumah penulis, ada seorang ibu yang membuat pajangan, tempat minum dan dompet dari manik-manik.Pajangan yang di gabungkan dengan boneka, dengan rangkaian manik-manik sebagai pakaiannya, itu membuat benda tersebut menjadi indah di pandang mata. Dahulu, ini dibuat menggunakan biji tanaman bunga tasbih sebagai manik-maniknya, tetapi kini, karena mudah keriput dan tidak tahan lama akhirnya manik-maniknya diganti dengan bahan yang dari campuran plastik.



Hal itu tidak membuat pajangan, dompet dan tempat minum itu jadi kehilangan penggemarnya, perpaduan warna dan bentuk dari manik-manik tersebut yang lebih variatif malah membantu dalam hal mencari pembeli.

Selain itu, ada juga yang membuat tempat pensil dan figura foto dari kain flanel.Pada awalnya, sungguh tak terfikirkan membuat benda tersebut dari flanel yang menggunakan dasarnya dari kardus untuk figura foto. Dengan penambahan plastik sebagai pelapisnya, penggunaan gambar, warna dan tulisan yang berbeda, hal itu membuat setiap orang yang menginginkan tempat pensil tersebut. Jika di perhatikan, banyak hal-hal baru itu di dapat oleh generasi muda, yang sering memanfaatkan teknologi dan informasi yang terus berkembang.

Gelombang Ekonomi Kreatif
Menurut Alvin Toffler, peradaban manusia itu dibagi menjadi 3 gelombang.
Gelombang pertama adalah abad pertanian,
•Gelombang kedua adalah abad industri dan
•Gelombang ketiga adalah abad informasi
Sekarang zaman telah berubah dan arus globalisasi secara tidak sadar menuntut kita untuk lebih berkompetisi dalam banyak hal, hingga kita masuk ke dalam
•Gelombang peradaban yang ke empat yaitu abad ekonomi yang berorientasi pada kreatifitas.


Menurut John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money From Ideas, ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan masa depan, dimana input dan outputnya dari kegiatan ekonomi itu adalah gagasan.

Menurut Dr.Richard Florida, penulis buku “The Rise of Creative Class dan Cities and the Creative Class, “Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip hop. Namun perbedaannya adalah pada statusnya, karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif dan mendapat faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini”.

Jika melihat kondisi bangsa Indonesia, ke empat gelombang peradaban itu masih terus berjalan dan berkembang. Lihat saja, masih banyaknya daerah yang mengandalkan hasil pertanian sebagai pendapatan daerahnya sepert karawang, cirebon dan lain-lainnya.

Di luar pulau Jawa juga masih memperhatikan hasil produksi perkebunan dan peternakannya, walaupun tidak setiap daerah dapat menjadikan tanah di daerahnya untuk pertanian, dikarenakan jenis dan kualitas tanahnya yang berbeda-beda.

Sekarang ini di beberapa daerah mulai berjamuran pabrik-pabrik yang pemilik modalnya adalah orang asing, mereka tertarik menanamkan modalnya di Indonesia, dikarenakan jumlah tenaga kerja indonesia yang melimpah apalagi Indonesia masih menempati urutan ketiga dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, dan murahnya gaji tenaga kerja disini.Demikian juga dengan makin meratanya jaringan informasi ini membuat makin berkembangnya teknologi informasi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar