Senin, 24 Januari 2011

Evaluasi Diagnostik (I)


Pendidikan merupakan sektor penting bagi setiap negara yang ingin maju. Dan untuk terus bisa meningkatkan kualitas pendidikan, diperlukan suatu ukuran atau acuan untuk peningkatan pendidikan tersebut.

Sehingga dengan adanya acuan, dapat dilakukan usaha-usaha untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itulah dalam dunia pendidikan, dikenal istilah Evaluasi.

Evaluasi atau penilaian adalah sebagai terjemahan dari kata asing, Evaluation. Dan sebagai panduan, menurut Benyamin S. Bloom (Handbook of Formative and Sumative Evaluation of Student Learning) dikemukakan, bahwa:


Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada tidaknya perubahan dan derajat perubahan yang terjadi pada diri siswa atau anak didik.

Dan evaluasi prestasi belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
•Evaluasi Formatif
•Evaluasi Sumatif
•Evaluasi Penempatan
•Evaluasi Diagnostik
•Evaluasi Proses Pembelajaran
•Evaluasi Berbasis Kelas

Dalam hal ini kami mengkhususkan pembahasan pada bagian Evaluasi Diagnostik.
Evaluasi diagnostik jelas berbeda dengan evaluasi lainnya. Kalau pada evaluasi formatif dan sumatif menekankan pada bagaimana hasil belajar peserta didik, serta melakukan perbaikan-perbaikan di dalamnya.

Namun pada evaluasi diagnostik, penilaian lebih ditekankan kepada memahami masalah-masalah yang menghambat kemajuan peserta didik.

Evaluasi diagnostik menjadi salah satu elemen penting dalam sebuah upaya peningkatan mutu pendidikan. Karena proses belajar bukan hanya sekedar masalah nilai hasil ujian, melainkan juga mengenai proses di dalamnya.


Dan untuk meraih pencapaian maksimal dalam evaluasi sumatif maupun formatif, alangkah baiknya jika evaluasi diagnostik dilakukan. Sehingga hambatan peserta didik untuk terus berkembang bisa semakin diminimalisir, dan akan menghasilkan pendidikan nasional yang bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar