Minggu, 16 Januari 2011

TERAPI WICARA dan Berbahasa...pengobatan bagi penyandang AUTIS

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Terapi Wicara dilakukan karena adanya kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa maupun anak.




Dalam hal ini,Terapis Wicara dapat diminta untuk berkonsultasi dan konseling; mengevaluasi; memberikan perencanaan maupun penanganan untuk terapi; dan merujuk sebagai bagian dari tim penanganan kasus.

Inilah salah satu kelainan dari penyandang Autistic Spectrum Disorders (ASD): Gangguan Komunikasi yang Bersifat:
(1) Verbal;
(2) Non-Verbal;
(3) Kombinasi.

Konsep Terapi Wicara dan Berbahasa

1.Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya fungsional, maka Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami kesulitan.

2.Untuk Artikulasi atau Pengucapan:
Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karena karena adanya gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan Tempat Pengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau pengucapan, biasanya dapat dibagi menjadi:

•substitution (penggantian), misalnya: rumah menjadi lumah, l/r;
•omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu;
•distortion (pengucapan untuk konsonan terdistorsi);
•indistinct (tidak jelas); dan
•addition (penambahan).

Untuk Articulatory Apraxia, latihan yang dapat diberikan antara lain: Proprioceptive Neuromuscular.

3.Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:
1. Phonology (bahasa bunyi);
2. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa kata;
3. Morphology (perubahan pada kata),
4. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasa;
5. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas),
6. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan;
7. Pragmatics (Bahasa dalam konteks sosial).

4.Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangandari nada, intensitas, kualitas, atau penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada suara, yang mengganggu komunikasi, membawa perhatian negatif pada si pembicara, mempengaruhi si pembicara atau pun si pendengar, dan tidak pantas (inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin budaya dari individu itu sendiri.

5.Pendengaran: Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada pendengaran maka bantuan dan Terapi yang dapat diberikan: (1) Alat bantu ataupun lainnya yang bersifat medis akan di rujuk pada dokter yang terkait; (2) Terapi; Penggunaan sensori lainnya untuk membantu komunikasi.


Hal-hal yang dilakukan selama melakukan terapi ini adalah

1.Berbicara:
Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan fungsional. (Termasuk bahasa reseptif/ ekspresif – kata benda, kata kerja, kemampuan memulai pembicaraan, dll).

2.Penggunaan Alat Bantu (Augmentative Communication):
Gambar atau symbol atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa;
(1) : penggunaan Alat Bantu sebagai jembatan untuk nantinya berbicara menggunakan suara (sebagai pendamping bagi yang verbal);
(2) Alat Bantu itu sendiri sebagai bahasa bagi yang memang NON-Verbal..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar