Senin, 24 Januari 2011

KREATIFITAS (II)


Pengertian Kreatifitas

Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas.

Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product, akan tetapi pada tulisan ini, penulis hanya akan mengambil inti antara dimensi person dan product.

a. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)

Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.

b. Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)

Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.
Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Nasionalisme untuk adik-adikku
Kekhawatiran akan menurunnya rasa nasionalisme di dada para tunas bangsa dengan adanya konflik-konflik daerah, meningkatnya korupsi, kemiskinan, kesenjangan ekonomi antar masyarakatnya, ketidakpastian hukum, alokasi pendidikan yang minim, dan bahkan meningkatnya komunikasi lintas negara itu terus mengelanyut di pikiran .
Orang beranggapan, teknologi yang terus berkembang pasti akan ada keuntungan dan kekurangannya tersendiri dan itu benar.

Banyaknya industri dan produk-produk luar negeri yang sudah merayap hampir di semua kota di indonesia, akan sangat berdampak pada produk dalam negeri yang tidak lain di dominasi oleh pemodal kecil.Jika itu terus terjadi, pemodal lokal akan mengalami gulung tikar.

Apalagi Anak-anak Indonesia yang terus menerus di sisipi oleh hal-hal yang berbau luar negeri tanpa mengenalkan budaya asli indonesia, akan sangat mengkhawatirkan produk anak indonesia kedepan. Oleh sebab itu, penanaman bekal kebangsaan yang mulai di terima saat kecil akan mengurangi hilangnya memori khas indonesia.

Lingkungan keluarga dan sekolah bukan sekedar tempat pembelajaran tetapi juga tempat mencetak generasi indonesia yang Tahu, Peduli dan Cinta Indonesia.
Dengan mereka peduli akan negaranya, mereka akan melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam barang-barang khas indonesia, misalnya perancang-perancang indonesia yang berusaha mempertahankan batik sebagai aset bangsa dengan mengkombinasikannya dengan gaun malam, jas hingga baju sehari-hari.

Pengembangan tas tradisional dan sendal bakiak, juga telah membantu melindungi budaya bangsa dengan memodernisasikannya, tanpa menghilangkan aksen daerah yang makin terlihat unik.Itulah jika anak indonesia tahu, peduli dan cinta indonesia, mereka akan berusaha mengembangkan budaya bangsa dengan sentuhan kreatifitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar